Indahnya Jombang
A.
Ruang
Terbuka Hijau
Ruang Terbuka
Hijau Keplaksari merupakan taman buatan yang ditujukan untuk wisata rekreasi.
Taman ini merupakan taman buatan dengan ditumbuhi berbagai bunga, mainan hewan
yang terbuat dari bahan-bahan rumah tangga yang sudah tidak terpakai. Di
sekitar taman juga ada tempat untuk duduk santai bersama keluarga sambil
menikmati pemandangan.
Ada juga
tempat-tempat di Ruang Terbuka Hijau yang sering digunakan untuk berfoto,
seperti di sebelah selatan taman ada tulisan besar yang dipisah yaitu K E P L A
K S A R I dan dijalan menuju tempat parkir. Sedangkan disebelah timur bisa
digunakan untuk bersantai sambil menikmati jajanan dan berfoto di patung
pesawat.Ruang Terbuka Hijau atau RTH bertempat di desa Keplaksari kecamatan
Peterongan Kabupaten Jombang.
B. Tirta
Wisata
Taman
Tirta Keplaksari merupakan taman wisata buatan yang ditujukan untuk wisata
rekreasi keluarga. Taman wisata ini merupakan taman buatan dengan danau dan
kolam pemancingan. Ada juga kolam renang untuk dewasa dan anak-anak serta
lapangan tenis.
Pada hari-hari
libur, taman ini juga digunakan sebagai lokasi berbagai acara seperti konser
musik. Taman Keplaksari sangat mudah dijangkau karena terletak persis di
sebelah gerbang selatan masuk kota Jombang.Tirta wisata dikelola oleh
disporabudpar. Sedangkan untuk Tirta Land itu diresmikan pada 13 Februari 2011.
C. Ampok
Ampok yang terkenal dan dipasarkan ke mancar, jombang, tembelang,
nganjuk, surabaya, banyuwangi sampai kalimantan ini diproduksi di desa dukuh
klopo RT 9 RW 4 peterongan jombang telah berdiri sejak 5 tahun yang lalu pada
tahun 2010 hingga sekarang.
Berawal dari sebuah inspirasi untuk mengembangkannya dengan
alat-alat manual sehingga bisa terkenal hingga sekarang dan mampu
memperkerjakan sebanyak 10 karyawati yang seharinya mampu menghasilkan 6-7
kwintal ampok. Berikut ini adalah dokumentasi hasil observasi ketika proses
pembuatan ampok sampai pada tahap packing.
D. Makam Maulana Ismail
Makam maulana ismail ini terletak di desa janti kecamatan jogoroto
kabupaten jombang. di hari-hari tertentu makan ini sangat ramai dikunjungi
untuk berziaroh bahkan pernah diadakan acara besar.
Dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1435 M, pemerintah desa Janti
kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang menggelar acara pengajian akbar dengan
menghadirkan penceramah fenomenal asal Bojonegoro KH. Anwar Zahid. Acara yang
digelar di area makam Mbah Sayid Ismail itu dihadiri ribuan orang dari dalam
dan luar desa Janti.
Pengajian akbar malam itu
dihadiri kepala desa Janti H. Musta’in beserta seluruh perangkat, sesepuh desa
Janti, tokoh masyarakat. Hadir pula Jajaran muspika, kepala desa se kecamatan
Jogoroto serta undangan.
E. Sumber Pengantin
Jombang merupakan kota santri yang memilik motto “JOMBANG BERIMAN”
yang artinya berarti Bersih, Indah dan Nyaman. Jombang terdiri dari 21
kecamatan. 302 desa dan 4 kelurahan yang tersebar di luasan 1.159,50 Km2
daratan wilayah kabupaten Jombang. Jombang mempunyai beberapa tempat wisata
salah satunya adalah SUMBER PENGANTEN yang masuk dalam kategori Wisata Alam.
Sumber Penganten terletak di dusun Sumber Penganten desa
Jogoroto kecamatan Jogoroto Jombang. Kenapa disebut Sumber Penganten?
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut mari kita baca legenda sumber
penganten dibawah ini.
Hampir 100 tahun yang lalu di desa Jogoroto ada sebuah sumber air ,
banyak warga percaya jika sumber air
tersebut berasal dari gunung kelud. Warga sekitar percaya bahwa air itu berasal
dari gunung kelud karena setiap gunung kelud menggelegar sumber air tersebut ikut
berombak, bahkan setiap kali gunung kelud akan meletus maka ada tanda-tanda
dari sumber air itu, seperti air yang
ada di sumber tersebut tiba-tiba saja meluap kemudian surut kembali. Pada tahun
1920an sumber air tersebut tidak tahu kenapa sebabnya tiba-tiba meluap hingga
membanjiri seluruh desa Jogoroto, kejadian tersebut terjadi sekiar kurang lebih
10 harian. Setelah meluap dan membanjiri seluruh rumah warga desa Jogoroto,
akhirnya penduduk bergotong royong menghentikan sumber air tersebut dengan cara
paku bumi (memasukan batang pohon ke dalam sumber air) dulunya warga jogoroto
menggunakan batang pohon sejenis pohon aren yang panjangnya hampir 100
meter-an,cara mengangkut batang pohon tersebut ialah dengan cara di angkut
dengan cikar (semacam dokar/delman) satu persatu batang pohon semacam aren
tersebut dimasukkan, setelah batang
pohon ke tiga akan dimasukkan tiba-tiba cikar pengangkut batang pohon tersebut
beserta kusir dan sapi penarik cikar tersebut terpeleset lalu jatuh ke lubang
sumber air itu dan sumber air yang awalnya membanjiri seluruh desa jogoroto itu
akhirnya surut dan kembali seperti sedia kala.
Kembali ke legenda seumber penganten, disebut Sumber Penganten
karena konon katanya dulu ada sepasang pengantin baru yang mandi di sumber air
tersebut, namun mereka menghilang dan tidak kembali lagi.
Lalu dinamailah tempat tersebut menjadi “SUMBER PENGANTEN”. Beberapa tahun
setelah kejadian hilangnya sepasang pengantin tersebut ada seorang warga yang
melihat ada sepasang ikan aneh, dan salah satu ikan tersebut ada yang memakai
anting. Warga menganggap ikan aneh tersebut ada jelmaan dari sepasang pengantin
yang pernah menghilang disitu.
Pada zaman penjajahan belanda sumber penganten di khususkan untuk
dijadikan tempat mandi bagi petinggi/kepala tentara belanda. Di sekitar sumber
air dibangun balai kambang (sejenis bangunan mirip balai desa namun ada
kamarnya) yang tepat menghadap ke sumber air tersebut, selain untuk mandi
disekitar sumber air juga ada gubuk yang fungsinya sebagai tempat
peristirahatan, dan taman bermain seperti ayunan yang terbuat dari kayu. Di
sebelah utara sumber air nampak bekas kamar kamar dengan ukuran sepetak yang
katanya dulu dipakai untuk ganti baju setelah mandi. Setelah belanda pergi dan
tidak lagi menjajah wilayah jawatimur khususnya jogoroto sumber penganten dijadikan
orang sebagai tempat tirakat, memperdalam ilmu dan mencari pesugihan. Pada
tahun 1950an sumber penganten akhirnya dirusak oleh pak martoko yang waktu itu
menjadi kepala desa di Jogoroto karena seringnya orang meyalahgunakan tempat
itu untuk syirik. Pak martoko menebang semua pohon yang tumbuh di sekitar
sumber air lalu menumbuk akar dari pohon tersebut kemudian memeran perasan akar
ke dalam sumber air hingga semua ikan yang ada di sumber air tersebut mati.
Sesampainya di rumah pak martoko meninggal sehingga sampai sekarang masyarakat
sekitar percaya bahwa siapapun yang dengan sengaja mengambil ikan disitu akan
meninggal. Dari situlah alasan kenapa sumber penganten sekarang sepi dan orang
enggan datang kesitu karena mind set (pola pikir) mereka masih mempercayai
hal-hal ghoib yang kadang tidak masuk nalar.
Seiring perkembangan kota Jombang ada kebijakan pemerintah waktu
itu yang bermaksud untuk memperbaiki tempat-tempat wisata yang ada di jombang
khususnya sumber penganten, namun hal itu ditentang keras oleh KH. Syamsuri
dari Tebuireng yang pada waktu itu menjabat sebagai kepala DPRD Jombang. Alasan
kyai Syamsuri menolak dibangun nya sumber penganten karna jika sumber penganten
itu dibangun maka Tebuireng akan rusak kata beliau, akhirnya batal dan sumber
penganten tetap menjadi wisata yang sepi bahkan tidak banyak orang yang tahu
adanya sumber air yang ada di Jogoroto tersebut. Sangat disayangkan karena
akses jalan menuju sumber air tersebut juga tidak terlalu sulit dijangkau, bisa
dijangkau dengan berbagai macam kendaraan. Meski jauh dari hingar bingar
keramaian namun Sumber Penganten tempatnya tidak terpencil dan sangat mudah
dicari.
F. Makam Mbah Sayyid Sulaiman
Berawal dari kisah perjuangan Mbah Sayyid Sulaiman dalam
menyebarkan islam yang diceritakan oleh Bapak Muhammad Yasin. Alamat dusun Rejo
Slametdesa Mancilan kecamatan Mojoagungkabupaten Jombang. Bapak Muhammad Yasin mulai
bekerja menjadi juru kunci di makam Mbah Sayyid Sulaiman sejak tahun 1989
hingga sekarang. Tahun kelahiran Bapak Muhammad Yasin adalah tahun 1942.
Bapak Muhammad
Yasin menceritan kisah tentang Mbah Sayyid Sulaiman ketika masih di cirebon. Pada
suatu saat Raja Mataram ingin menguji kemampuan Mbah Sayyid Sulaiman dengan
memerintahkan Mbah Sayyid Sulaiman untuk membuat tontonan atau hiburan yang
digunakan untuk menghibur masyarakat. Lalu Mbah Sayyid Sulaiman menyetujui
perintah raja untuk membuat suatu hiburan, kemudian mbah sayyid sulaiman
meminta syarat yang digunakan sebagai bahan dan tempat untuk membuat
hiburan. Dan syarat yang diminta oleh Mbah
Sayyid Sulaiman adalah berupa tanah yang lapang sebagai lokasi hiburan dan
bambu yang digunakan sebagai alat membuat hiburan yang dinamakan “bumbung”.
Pesan dari Mbah
Sayyid Sulaiman selama pembuatan bumbung kepada raja dan seluruh rakyat adalah
agar tidak melihat bumbung yang ditempatkan di tanah lapang dan jika pembuatan
bumbung sudah selesai mereka akan dipanggil untuk melihat hasilnya dan
sekaligus sowan. Setelah beberapa hari bumbung tak kunjung jadi dan tidak ada
kabar dari Mbah Sayyid Sulaiman,kemudian Ratu Mataram memerintahkan Patih
Atmaja untuk melihat pembuatan bumbung.
Ketika Patih
Atmaja sampai di tempat pembuatan bumbung, ternyata bumbung belum jadi dan
masih berupa bambu utuh. Kemudian Patih Atmaja melaporkan hal tersebut kepada
sang ratu, seketika itu ratu marah dan langsung menghampiri tempat dimana
bumbung dibuat dan disana ratu melihat sendiri bahwa bumbung masih berupa bambu
utuh. Kemudian ratu mengatakan kepada patih bahwasanya Mbah Sayyid Sulaiman itu
ternyata orang biasa dan bukan orang sakti seperti yang diceritakan oleh
orang-orang, karna marah ratu langsung melempar bambu ke tanah sehingga bambu
pecah menjadi kepingan-kepingan kecil, akan tetapi dengan izin Allah dalam
sekejap kepingan bambu pun berubah menjadi hewan yang bermacam-macam jenisnya,
ada harimau, badak, gajah, jerapa dsb.
Sejak saat itu,
tempat dimana kepingan bambung yang berubah menjadi bermacam-macam hewan
dikenal sebagai kebun binatang Sri Wedari yang berada di solo jawa tengah, akan
tetapi sekarang dipindah tempatnya di dekat bengawan solo. Lalu ratu menyuruh Patih
Atmaja untuk datang ke tempat Mbah Sayyid Sulaiman untuk berterima kasih dan
memintanya untuk kembali ke Mataram. Akan tetapi Mbah Sayyid Sulaiman tidak mau
kembali ke Mataram, beliau lebih memilih untuk belajar di Winongan, Pasuruan di
tempat Kyai Soleh Semendi. Setelah itu Mbah Sayyid Sulaiman diambil menantu
oleh Kyai Soleh Semendi, beliau berdakwah dan membuka Pondok Pesantren di Sidogiri.
Suatu hari ketika
dalam perjalanan (musafir) untuk berdakwah, ditengah perjalanan untuk pulang ke
pasuruan Mbah Sayyid Sulaiman sakit, ketika itu Mbah Sayyid Sulaiman sedang
berada di desa Mancilan dan yang merawat Mbah Sayyid Sulaiman selama sakit
adalahMbah Raden Alif. Sampai akhirnya Mbah Sayyid Sulaiman meninggal dan di
makamkan di dusun Betek desa Mancilan kecamatan Mojoagung kabupaten Jombang.
Yang lokasi makamnya dekat dengan lokasi sekolah yang ada di Betek serta
berdekatan dengan alon-alon Mojoagung. Makam Mbah Sayyid Sulaiman ramai
dikunjungi oleh para peziaroh dan diadakan tahlil serta istighotsah rutinan
setiap malam jum’at legi atau kamis kliwon dan pada tanggal 17 Rabi’ul awwal di
hari haulnya beliau. Beliau adalah keturunan nabi Muhamma yang ke 26.
G. Krupuk
Pada awal mulanya usaha krupuk ini turun temurun, yang di produksi di desa Segodorejo kecamatanSumobito kabupatenJombang RT01 RW 04.
Cara pembuatan krupuk ini ada yang manual dan ada juga
yang menggunakan mesin mesin.
Pegawainya
kurang lebih 16 orang dan pemasarannya sejauh ini masih di daerah Jawa Timur,
yaitu jombang, sumobito, perak, krian dan surabaya. 1 bal isinya 5 kg dan harganya berkisar
antara 51.000
rupiah.
Berikut adalah dokumentasi sekilas tentang pabrik krupuk yang ada di
Segodorejo.